GLOBALSULTENG.COM, MORUT – Inspektur Tambang Sulawesi Tengah (Sulteng) segera melakukan investigasi menyeluruh terkait banjir bandang yang melanda Desa Tamainusi, Kecamatan Soyojaya, Kabupaten Morowali Utara (Morut).
Bencana tersebut mengakibatkan satu korban jiwa dan diduga kuat dipicu oleh aktivitas tambang nikel di wilayah tersebut.
“Kami akan investigasi dulu untuk mencari tahu sumber penyebabnya,” ucap Koordinator Inspektur Tambang Sulteng, Moh Saleh, Minggu (5/1/2025).
Saleh menjelaskan bahwa investigasi akan berlangsung selama satu minggu. Hasilnya akan menjadi dasar bagi pihaknya untuk mengeluarkan rekomendasi kepada perusahaan tambang di wilayah tersebut.
“Rekomendasi nantinya ditujukan kepada perusahaan agar perbaikan tata kelola tambang dilakukan, langkah ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” ujarnya.
Sebelumnya, banjir bandang yang melanda Desa Tamainusi tak hanya merusak pemukiman warga, tetapi juga menghancurkan bangunan site camp milik perusahaan tambang CV Surya Amindo Perkasa (SAP).
Dalam insiden ini, seorang pekerja bernama Samsul Alam dilaporkan meninggal dunia.
Selain CV SAP, beberapa perusahaan tambang lain yang beroperasi di wilayah tersebut di antaranya CV Putri Perdana, PT Kitami, PT Palu Baruga Yaku dan PT Usaha Kita Kinerjatama.
Baca juga: Satu Karyawan Tewas Pasca Banjir Bandang di Kawasan Tambang CV SAP Morut, Diduga Kiriman dari Hulu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng menyebutkan bahwa dampak banjir bandang tersebut juga diduga diperburuk oleh aktivitas tambang yang tidak memperhatikan aspek lingkungan di sekitar Teluk Tomori.
Investigasi Inspektur Tambang ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti bencana dan menjadi langkah awal dalam penegakan tata kelola tambang yang lebih baik di Morut.