GLOBALSULTENG.COM – Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) melaksanakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di Sulteng untuk memastikan ketersediaan uang Rupiah yang layak edar di wilayah terdepan, terluar dan terpencil (3T).
Melalui sinergi yang telah berlangsung sejak 2012, BI dan TNI AL berkomitmen mengatasi tantangan geografis NKRI dan meningkatkan akses masyarakat di pulau-pulau terluar terhadap uang Rupiah sekaligus memperkuat simbol kedaulatan bangsa.
Kegiatan ekspedisi yang dimulai pada 29 Oktober hingga 4 November 2024 ini meliputi 5 pulau terluar di Sulteng yaitu Bokan Kepulauan, Banggai Laut, Banggai Kepulauan (Salakan), Walea Kepulauan, dan Pulau Wakai.
Menggunakan KRI Butana 878, BI membawa uang tunai layak edar sebesar Rp 21,2 miliar dalam pecahan Rupiah Emisi 2022 yang akan didistribusikan langsung ke masyarakat setempat.
Selain distribusi uang Rupiah, BI juga menyalurkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sebesar Rp 1 miliar kepada warga di 5 pulau terluar di Sulteng.
Bantuan ini berupa sembako, bahan bangunan dan peralatan elektronik yang akan disalurkan ke berbagai fasilitas umum seperti rumah ibadah serta sekolah di lima pulau tersebut.
Kepala Perwakilan BI Sulteng Rony Hartawan menyampaikan bahwa ekspedisi ini tidak hanya bertujuan mendistribusikan uang Rupiah yang layak edar, tetapi juga mengedukasi masyarakat akan pentingnya Rupiah sebagai identitas dan simbol kedaulatan negara.
“Rupiah bukan hanya alat pembayaran, tetapi juga menjadi kebanggaan serta pemersatu bangsa,” ucapnya, Kamis (31/10/2024).
Bank Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam pengelolaan Rupiah, yaitu kondisi geografis yang sulit dijangkau, tingkat pendidikan masyarakat yang beragam dan penggunaan mata uang asing di daerah perbatasan.
Sinergi dengan TNI AL ini menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan tersebut. Hingga saat ini, BI dan TNI AL telah melakukan 17 ekspedisi serupa di 17 provinsi di seluruh Indonesia dan berencana melanjutkan ekspedisi ke-18 pada akhir tahun 2024.
Rony Hartawan berharap, melalui ekspedisi Rupiah Berdaulat, masyarakat Sulteng khususnya di wilayah 3T (5 pulau terluar) dapat memiliki hak yang setara dalam menggunakan Rupiah.
“Selain memperkuat ekonomi lokal, kegiatan ini diharapkan meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya Rupiah sebagai simbol kedaulatan Indonesia,” tuturnya.