GLOBALSULTENG.COM – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan penemuan hidrogen alami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Temuan ini membawa angin segar dalam upaya global mengatasi perubahan iklim dengan menyediakan sumber energi bersih.
Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Edy Slameto mengatakan bahwa hidrogen alami telah ditemukan di daerah One Pute Jaya, Kabupaten Morowali dan Tanjung Api, Kabupaten Tojo Una-Una.
“Selama ini, hidrogen alami dianggap tidak dapat terakumulasi di alam, namun temuan di Bourekebogou, Mali, mematahkan asumsi tersebut dan mendorong kami untuk melakukan pencarian serupa di Indonesia,” ucapnya, dikutip dari laman resmi Kemeterian ESDM, Jumat (28/6/2024).
Hidrogen alami ini dihasilkan melalui proses geologi yang dikenal sebagai serpentinisasi, dimana batuan ultramafik bereaksi dengan air menghasilkan mineral serpentin dan gas hidrogen.
Batuan ultramafik ini merupakan bagian dari ofiolit, fosil kerak samudera yang terangkat ke permukaan jutaan tahun lalu.
Indonesia memiliki sebaran batuan ofiolit yang luas di Kalimantan Selatan, Sulawesi, Halmahera dan Papua.
Berdasarkan survei awal pada tahun 2023, potensi hidrogen alami di Sulteng cukup menjanjikan.
Hasil survei menunjukkan bahwa api abadi di Tanjung Api yang telah dicatat sejak tahun 1869 dan mata air panas di One Pute mengandung gas hidrogen alami sebesar 20-35% dan 8,5%.
Gelembung-gelembung gas hidrogen muncul di bawah permukaan laut dan kolam mata air, berasal dari proses serpentinisasi di bawah permukaan bumi.
Kata Edy, munculnya gas hidrogen ini kemungkinan terkait dengan Patahan Balantak dan Patahan Matano yang menjadi jalur migrasi gas ke permukaan.
“Fenomena ini menyebabkan gas hidrogen keluar di Tanjung Api dan muncul bersama mata air panas di One Pute,” ujarnya.
Penemuan ini menunjukkan kekayaan alam Indonesia tidak hanya dalam bentuk minyak bumi, gas alam dan mineral. Tetapi, dalam bentuk sumber energi bersih yang bisa menjadi game changer dalam mengatasi perubahan iklim.
Hidrogen alami bisa menjadi tonggak dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Potensi hidrogen alami di Indonesia cukup besar, tidak hanya dari proses serpentinisasi tetapi juga dari proses radiolisis pada batuan mengandung unsur radioaktif, kematangan tinggi pada bahan organik dan magma degassing pada lapangan panas bumi.
Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mendukung program Net Zero Emission yang telah dicanangkan Indonesia pada tahun 2060.