GLOBALSULTENG.COM, PALU – Wakil Gubernur Sulteng Mamun Amir menyebut kasus stunting di sulawesi tengah mengalami penurunan pada tahun 2023.
Hal itu disampaikan saat membuka rapat pelaporan pelaksanaan intervensi tahap 1 program tangguh bersinar di Bappeda Sulteng, Rabu (29/5/2024).
Menurutnya, hasil survei status gizi di Indonesia tahun 2022 menunjukan prevalensi sulteng sebesar 28,2 persen turun menjadi 27,2 persen di tahun 2023.
“Walaupun turun, tapi masih diatas rata-rata nasional yaitu sebesar 21 persen,” ucapnya.
Baca juga: Mark Up Bill Hotel hingga Proyek Jalan Mencuat, Hasil Audit BPK Sulteng di 13 Kabupaten Kota
Kata Mamun, dari 13 Kabupaten/Kota di Sulteng, Kabupaten Sigi menjadi wilayah yang prevalensi stunting masih tinggi.
“Meski tahun 2023 Sigi terjadi penurunan yang cukup banyak 10,4 persen, ditahun 2022 Sigi di angka 36,8 persen turun menjadi 26,4 persen tahun 2023 (masuk kategori tinggi),” ujar Wakil Gubernur Sulteng
Bahkan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sigi juga merupakan salah satu yang tertinggi di Provinsi Sulteng.
“Kondisi ini mempengaruhi prevalensi stunting di Kabupaten Sigi,” tuturnya.
Dia menambahkan, stunting menjadi isu prioritas nasional yang mengancam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Baca juga: Kemenkumham Sulteng Lantik Nathan Pagasongan Jadi Penyidik PNS
“Stunting menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia 2 tahun di indonesia, semoga ditahun ini stunting di sulawesi tengah terus menurun,” jelasnya.