GLOBALSULTENG.COM, PALU – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palu Irmayanti Pettalolo menghadiri peluncuran tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Kegiatan itu dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu di Gelora Bumi Kaktus (GBK) Andi Raga Pettalolo, Rabu (22/5/2024) malam.
Dalam kegiatan peluncuran tahapan Pilkda Kota Palu 2024, KPU mengundang grup band tanah air yaitu Kotak dan beberapa grup band lokal lainnya.
Ketua KPU Kota Palu Idrus mengatakan, peluncuran tahapan Pilkada Kota Palu 2024 adalah upaya untuk mensosialisasikan dan pendidikan pemilih bagi warga.
“Kami juga akan terus melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih secara masif hingga ke tingkat RT/RW demi meningkatkan kualitas pelaksanaan Pilkada Kota Palu 2024,” ucapnya.
Menurut Idrus, peningkatan kualitas pelaksanaan Pilkada juga dilakukan dengan mempermudah warga mengakses informasi di website KPU Kota Palu.
Baca juga: 235 Calon Jamaah Haji Kloter 8 Kota Palu Siap Berangkat ke Mekkah
“Jika penyelenggara pilkada jujur dan adil, pemilih cerdas, peserta taat aturan, maka keamanan dan kenyaman pasti tercipta,” ujarnya.
Pelaksanaan Pilkada Kota Palu 2024, KPU juga mendapatkan dana hibah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berjumlah Rp 55,25 miliar.
Selain peluncuran tahapan, KPU Palu juga memperkenalkan maskot bernama Yodjo dan Dei.
Yodjo dan Dei adalah panggilan kesayangan untuk anak lakilaki (Yodjo) dan anak perempuan (Dei) dari suku kaili ledo.
Panggilan ini menunjukan rasa kasih sayang dan penghargaan orang tua untuk anak-anaknya.
Yodjo digambarkan sebagai sosok yang jujur, tangguh dan bersemangat dengan postur tubuh tegap serta ekspresi penuh semangat.
Pemuda ini memakai sebuah penutup kepala yang disebut sebagai siga. Dia mengenakan baju dan celana berwarna abu-abu muda serta salempang dibadan.
Tangan kanannya memegang paku menunjukan kekuatan dan ketangguhan. Jari kelingking kirinya ada tinta yang melambangkan partisipasinya dalam proses pemilihan.
Ekspresi wajahnya penuh semangan dan percaya diri, menunjukan keterlibatan dan komitmen dalam proses demokrasi.
Sedangkan, Dei digambarkan seperti seorang pemudi yang mengenakan penutup kepala sejenis kerudung atau disebut sebagai sampolu oleh suku kaili.
Baju dan sarung abu-abu muda pertanda berpikir bijak penuh hikmah serta mencerminkam kemuliaan, keanggunan dan keindahan.
Dada Dei memakai perhiasan/liontin/kalung emas yang melambangkan Taiganja bermakna kesuburan.
Kelingking kanan sebelah kanannya tertanda tinta yang menunjukan partisipasinya dalam pemilihan kepala daerah.
Sementara, ditangan kirinya memegang surat suara dengan penuh tanggung jawab yang menunjukan komitmen dan keterlibatan aktifnya dalam proses pemilihan.
Warna-warna yang digunakan itu mencermikan kekayaan budaya dan alam sulawesi tengah. sedangkan siga, sampolu dan pakaian adat lainnya memperkuat identitas suku kaili.
Ilustrasi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya keterlibatan pemuda dan pemudi dalam proses demokrasi lokal dengan tetap menghormati serta memperkuat warisan budaya tradisional lokal.
Baca juga: Pendamping Ungkap Kondisi Korban TPPO Asal Kabupaten Donggala dan Palu
Secara keseluruhan maskot itu, menggambarkan semangat, kebanggaan dan kebersamaan pemuda dan pemudi suku kaili dalam mengikuti proses pemilihan kepala daerah.
Selain itu, memperkuat identitas dan kebudayaan mereka sebagai bagian integral dari kota palu.