GLOBALSULTENG.COM, PALU – Front Pemuda Kaili menuding bahwa aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT Citra Palu Mineral (CPM) di Kelurahan Poboya dan Lasoani serampangan.
Pasalnya, tingkat pencemaran udara disekitar lokasi pertambangan semakin tak terkendali yang berpotensi menyebabkan kematian bagi warga lingkar tambang. Bahkan, limbah aktivitas pertambangan itu tidak terkonsentrasi.
Ketua Front Pemuda Kaili Erwin Lamporo menyebut bahwa PT CPM secara serampangan menggunakan teknik blasting dalam pembukaan tambang.
Baca juga: BKD Sebut Pegawai Honorer yang Lulus PPPK Tahap I di DPRD Sulteng Didominasi Pendatang Baru
Hal itu tentunya merusak struktur alam dan mengancam ekosistem sekitar. Kemudian, ledakan yang dilakukan tanpa kajian lingkungan telah memicu kerusakan besar pada bentang alam serta mengganggu keseimbangan ekologis kawasan Poboya.
Menurut Erwin Lamporo, saat ini PT CPM dikendalikan oleh investasi asing asal Australia yaitu Macmahon. Bahkan, aktivitas CPM dan Macmahon tidak menunjukan kontribusi yang jelas dalam melindungi hak dan kesejahteraan masyarakat dilingkar tambang.
“Macmahon hanya fokus pada eksploitasi sumber daya tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan,” ucapnya, Jumat (31/1/2025).
Lebih lanjut, masyarakat lokal hanya menerima dampak buruk seperti udara beracun, lingkungan rusak hingga hilangnya sumber daya air bersih akibat aktivitas pertambangan tersebut. Sementara, keuntungan besar mengalir ke luar negeri.
“Ini bukan investasi yang mensejahterakan rakyat, tetapi penjajahan ekonomi yang merugikan,” ujarnya.
Kabarnya, PT CPM berencana melakukan penggalian sepanjang 1.077 meter di Sungai Pondo untul kepentingan PIT Poboya.
Kata Erwin Lamporo, langkah tersebut tak hanya merusak ekosistem, tetapi berisiko tinggi bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.
“Jika proyek ini dijalankan, dampak buruknya yang tidak bisa dihindari adalah hilangnya habitat bantaran sungai dan ekosistem akuatik dan peningkatan erosi serta sedimentasi yang merusak geomorfologi alami,” tuturnya.
“Hilangnya jalur drainase alami, meningkatkan risiko banjir, gangguan bagi petani yang bergantung pada air Sungai Pondo, perubahan drastis pada kualitas air permukaan air tanah dan kerusakan situs arkeologi lanskap bersejarah,” tambahnya.
Erwin Lamporo menambahkan, pihaknya meminta agar pemerintah dan pihak terkait lainnya segera segera menghentikan aktivitas pertambangan PT CPM.
Selain itu, Front Pemuda Kaili juga meminta agar mengkaji ulang peran dari investasi asing Macmahon sebelum lebih banyak nyawa melayang dan ekosistem hancur tak terselamatkan.
“Kami tidak akan tinggal diam, jika tidak ada tindakan nyata dari pemerintah, Front Pemuda Kaili siap turun ke jalan untuk memperjuangkan hak masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat,” jelasnya.












