GLOBALSULTENG.COM, PARIMO – Sedikitnya 4 Pasangan Calon (Paslon) akan mengikuti Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024 di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) pada Rabu 16 April 2025.
Adapun paslon yang bertarung di PSU Pilkada Parimo 2024 diantaranya adalah Badrun Nggai-Muslih (nomor urut 1), Moh Nur Dg Rahmatu-Arman Maulana (nomor urut 2), Nizar Rahmatu-Ardi (nomor urut 3) dan Erwin Burase-Abdul Sahid (nomor urut 4).
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan ulang paslon untuk mengikuti PSU Pilkada Parimo 2024 pada 23 Maret 2025. Partai politik pengusung tidak memberikan calon pengganti kepala daerah dari nomor urut 5 sampai batas waktu yang ditentukan.
Pelaksanaan PSU tetap menggunakan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 yakni 327.357 orang pemilih. Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga tidak ada perubahan yaitu 818.
Baca juga: Ini Makna Dibalik Logo HUT Provinsi Sulteng ke-61 Tahun 2025 Lengkap dengan Tema Peringatannya
Menjelang pelaksanaan PSU, Tokoh Masyarakat Parimo Erdan Labanduna menilai semua calon kepala daerah-wakil kepala daerah yang mencalonkan pasti mempunyai gagasan tersendiri untuk membangun parimo lebih baik kedepannya.
“Semua calon pemimpin dalam hal ini calon bupati dan wakil bupati untuk parimo dari 4 pasangan calon saat ini, semua baik,” ucapnya, Sabtu (12/4/2025).
Namun, Erdan menyampaikan bahwa seharusnya calon yang seharusnya di dorong untuk menjadi kepala daerah harus putra asli Parimo.
Erdan menceritakan bahwa saat pemekaran Kabupaten Parimo, telah terjadi konsensus. Pasalnya, Parimo terbagi menjadi 2 yang disebut dengan Ampibabo Parigi Sausu (APS) dan Tinombo Tomini Moutong (TTM).
Menurut Erdan, telah disepakati bahwa untuk memilih calon bupati-wakil bupati, misalnya calon bupati dari APS, berati calon wakil bupati harus dari TTM, begitupun sebaliknya.
“Harusnya komitmen itu yang dipegang masyarakat parimo,” ucapnya.
Kata Erdan, kerusakan dari berbagai macam aspek kehidupan di Kabupaten Parimo, seharusnya membutuhkan calon pemimpin yang mempunyai lompatan berpikir.
“Paling tidak yang jadi pemimpin, orang yang tau parimo, tentunya putra parimo sendiri. Kita sudah punya pengalaman ketikan parimo dipimpin orang lain, sampai hari ini bayar hutang terus,” ujarnya.
Secara pribadi, Erdan menilai bahwa Erwin Burase yang saat itu sempat mendapatkan suara tertinggi di Pilkada sebelumnya tidak mempunyai kontribusi signifikan kepada daerah selama 3 periode menjabat Anggota DPRD Sulteng dapil Parimo.
“Tidak terlalu signifikan bagi masyarakat parimo secara umum. Apalagi kalau cuman membawa aspirasi masyarakat parimo, itu minim sekali kalau 3 periode,” tuturnya.
Erdan menyebut seharusnya warga asli Parimo yang didorong untuk menjadi kepala daerah. Bukan dipimpin oleh warga luar daerah parimo.
“Kalau dia (Erwin) orang palu, bukan warga asli parimo,” jelasnya.
Erdan juga menyoroti wakil Erwin Burase yakni Abdul Sahid. Meskipun warga Parimo, tetapi kapasitas Abdul Sahid dinilai belum cukup untuk mendapatkan kedudukan sebagai wakil.
“Kalau cari pemimpin, sudalah yang dari guru, yang tidak terlalu paham meletakan kebijakan pembangunan, tidak boleh, artinya telalu minimlah,” katanya.