Seputar Sulteng

BPKWIL XVIII Hidupkan Tradisi Lisan Kayori, Warisan Mitigasi Bencana dalam Syair untuk Generasi Muda

Global Sulteng
×

BPKWIL XVIII Hidupkan Tradisi Lisan Kayori, Warisan Mitigasi Bencana dalam Syair untuk Generasi Muda

Sebarkan artikel ini
BPKWIL XVIII Hidupkan Tradisi Lisan Kayori, Warisan Mitigasi Bencana dalam Syair untuk Generasi Muda
Tradisi lisan kayori yang dahulu digunakan masyarakat untuk menyampaikan pengalaman mitigasi bencana melalui syair, kembali diangkat dalam kegiatan fasilitasi pemajuan kebudayaan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKWIL) XVIII. Foto: GlobalSulteng/Nur Adha Sari.

GLOBALSULTENG.COM, PALU – Tradisi lisan kayori yang dahulu digunakan masyarakat untuk menyampaikan pengalaman mitigasi bencana melalui syair, kembali diangkat dalam kegiatan fasilitasi pemajuan kebudayaan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKWIL) XVIII.

Kegiatan ini dilaksanakan di FISIP Park, Universitas Tadulako, Kota Palu, Jumat (29/11/2024).

Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan
Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan

Program ini merupakan kali kedua yang digelar pada 2024, bekerja sama dengan Program Studi Antropologi FISIP Universitas Tadulako sebagai penerima fasilitasi pemajuan kebudayaan (FPK).

Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi lisan kayori yang kini mulai redup, terutama di kalangan generasi muda.

Baca juga: Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri Jadi Pemenang Pilkada Sulteng 2024 Versi Real Count

“Generasi muda saat ini kurang tertarik pada tradisi lisan, maka, kita perlu mendigitalisasi tradisi ini agar lebih menarik, seperti menggunakan platform media sosial untuk menyampaikan syair-syair kayori,” ujar Pamong Budaya BPKWIL XVIII, Asni.

Empat syair etno modern music ditampilkan dalam acara ini yakni dulua, rano, inolu kulawi dan vainno.

Penampilan tersebut berhasil menarik perhatian khalayak, terutama mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Ketua pelaksana kegiatan Sitti Hajar N. Aepu menegaskan pentingnya pengenalan kembali tradisi kayori kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.

“Tradisi lisan kayori sangat penting, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sekaligus mengangkat kembali kayori di tengah masyarakat,” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai lisan kayori, terutama terkait pengalaman mitigasi bencana yang terkandung dalam syair-syair tersebut.

Baca juga: Unggul Versi Quick Count Pilkada Sulteng 2024, Reny Lamadjido: Terima Kasih Sahabatku Tenaga Kesehatan

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengingatkan kembali bahwa cerita pengalaman masa lalu dalam syair kayori memiliki nilai budaya dan edukasi yang penting untuk dikenang dan dilestarikan,” tuturnya.

Dengan upaya ini, BPKWIL XVIII menunjukkan komitmennya dalam pemajuan, perlindungan, perkembangan dan pemanfaatan kebudayaan, sekaligus membangun jembatan antara tradisi dan modernisasi agar tradisi lisan seperti kayori tetap relevan serta menarik bagi generasi muda.