GLOBALSULTENG.COM, PALU – Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulteng Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri bakal meraup suara terbanyak dari kalangan anak muda pada Pilkada 2024.
Hal itu terlihat dari beberapa pertemuan yang diikuti ratusan anak muda. Bahkan, pasangan ini dinilai adalah representasi dari anak muda yang maju di Pilkada 2024.
Ahmad Ali berkomitmen melinatkan anak muda dalam membangun sulteng 5 tahun kedepan.
Bahkan, komitmen itu pun pertama kali dibuktikannya saat memilih wakil yakni Abdul Karim Aljufri politisi muda dari partai Gerindra.
Baca juga: Ketua Bawaslu Sulteng Sebut Morowali Utara Daerah Rawan Isu SARA: Sudah Terima 9 Laporan
“Pemerintah harus memberi ruang kepada anak muda untuk ikut membangun daerah ini, kami ingin memastikan itu,” ucapnya, Sabtu (9/11/2024).
Adapun upaya untuk mewadahi kaum anak muda di Sulteng, pasangan bertagline BERAMAL ini telah menyiapkan Sentra Kreativitas Pemuda.
“Kalau bicara soal pemuda, maka kita harus melibatkan anak muda, saya ingin kedepan lahir Abdul Karim baru yang juga bisa berprestasi di tingkat dunia, kita punya banyak potensi itu, pemerintah harus mewadahi,” ujarnya.
Ahmad Ali menambahkan, dirinya dan Abdul Karim Aljufri maju sebagai kontestan Pilkada 2024 karena ingin membangun daerah secara inklusif dengan berbagai program pro rakyat.
“Kami tidak ingin jadi gubernur kelompok tertentu saja, kami ingin menghadirkan pemerintah yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Sulteng,” tuturnya.
Anak Muda di Sulteng Keluhkan soal Pendidikan
Calon Gubernur Sulteng Ahmad Ali menghadiri Kongkow Aktivis Bareng Calon Pemimpin Sulawesi Tengah yang digelar Sinergi Muda Indonesia di Sin Coffe Tondo Palu.
Berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan para mahasiswa kepada Ahmad Ali termasuk pendidikan.
Para mahasiswa menilai akses pendidikan di pelosok daerah masih sulit didapatkan. Bahkan, beasiswa kerap tidak tepat sasaran hingga jumlah anak putus sekolah masih tinggi.
Salah satu contoh yang diberikan para mahasiswa yakni di daerah Uwentumbu Palu dengan jumlah sekitar 200 anak-anak sekolah yang tidak bisa sekolah jika intensitas hujan tinggi hingga sungai dialiri banjir.
Mendengar itu, Ahmad Ali mengaku miris, padahal Uwentumbu adalah salah satu daerah setelit ibu kota provinsi yang masih terdapat anak-anak terhambat akses pendidikan.
“Kenapa kita tidak berfikir untuk membangun sekolah disitu? kalau ingin anak-anak sekolah nyaman, dekatkan sekolah ke masyarakat, termasuk mengadakan bus sekolah,” jelasnya.
Ahmad Ali memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak di Sulteng terhambat akses karena kedepannya pasangan BERAMAL akan memperbaiki akses jalan yang terkoneksi dengan baik jika diamanatkan masyarakat memimpin 5 tahun kedepan.
“Saya juga mau daerah-daerah transmigrasi selama satu tahun (menjabat) jalannya sudah diaspal, sudah mulus, kita harus pastikan akses jalan semua terkoneksi,” katanya.
Lebih lanjut, bukti nyata kepedulian Ahmad Ali terhadap pendidikan yakni dengan memberikan beasiswa terhadap ratusan mahasiswa dari Sulteng memakai biaya pribadi saat masih menjabat sebagai anggota DPR RI.
“Saya membayangkan, jika jadi gubernur saya bisa memanfaatkan APBD untuk memajukan pendidikan di Sulteng, pendidikan ini jangan dipandang sebagai pemborosan (anggaran), tapi kita pandang sebagai investasi sumber daya manusia,” ujarnya.
Nantinya, Ahmad Ali akan mendirikan sekolah-sekolah berbasis kejuruan berdasrkan potensi sumber daya alam setiap daerah.
“Termasuk di wilayah pesisir pantai, disiapkan sekolah kejuruan perikanan di wilayah potensi gas alam siapkan sekolah kejuruan migas agar anak-anak di daerah itu tidak sekadar jadi satpam disana, tapi bisa menjadi bagian dari orang-orang yang mengelola potensi itu,” tuturnya.
Dia menambahkan, program-program yang ditawarkan pasangan BERAMAL akan mengatasi seluruh masalah yang ada di Sulteng.
“Soal kewenangan sekolah, gubernur memamg dibatasi, tapi gubernur adalah perwakilan pemerintah pusat untuk berkomunikasi dengan wali kota dan bupati, jangan gubernur jadikan wali kota atau bupati sebagai musuh, tapi gubernur harus bisa duduk bersama membangun daerah, gubernur harus bisa memastikan setiap bupati dan wali kota menyediakan anggaran untuk pendidikan,” pungkasnya.