GLOBALSULTENG.COM – Bank Indonesia Sulteng menyiapkan uang kartal sebesar Rp1,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025–2026.
Jumlah ini meningkat 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara nasional, kebutuhan uang tunai diproyeksikan mencapai Rp117,7 triliun atau naik 2,4 persen.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Glenn Nathaniel Pandelaki mengatakan penyediaan uang tunai ini merupakan bagian dari program nasional Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai (SERUNAI) 2025 dengan tema “Rupiah Terjaga untuk Natal Penuh Kasih.“
Program tersebut menjadi komitmen BI dalam mendukung Hari Besar Keagamaan Nasional melalui ketersediaan uang Rupiah yang layak edar.
BI Sulteng menggelar layanan penukaran uang melalui kas keliling di empat titik, yakni SMA Kristen Gamaliel Palu pada 9 Desember, GKST Efata dan Sekolah Bala Keselamatan Towua Palu pada 15 Desember, serta Pasar Sentral Tentena di Kabupaten Poso. Secara nasional, program SERUNAI dilaksanakan serentak di 284 titik.
Untuk menjaga pemerataan, BI menetapkan kuota maksimal penukaran senilai Rp5 juta per orang, terdiri dari pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, dan Rp5 ribu.
Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan akses yang sama terhadap ketersediaan uang tunai baru.
Glenn menambahkan, pemenuhan kebutuhan uang Rupiah menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kondisi geografis Sulawesi Tengah, cuaca, moda transportasi, serta akses distribusi ke wilayah terpencil.
Namun, BI memastikan layanan tetap optimal demi kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat selama periode libur akhir tahun.
Di tengah meningkatnya permintaan uang tunai, BI juga mengajak masyarakat menerapkan pesan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.
Masyarakat diminta mengenali keaslian uang melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang), merawat uang dengan baik, serta memahami peran Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan alat pembayaran sah di Indonesia.
Dengan berbagai langkah tersebut, Bank Indonesia berharap stabilitas transaksi masyarakat selama Nataru terjaga, sekaligus memperkuat literasi dan kecintaan masyarakat terhadap Rupiah.












