GLOBALSULTENG.COM, PALU – Anggota Komisi I DPRD Sulteng Yusuf menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada pembukaan Rapat Penyusunan Rekomendasi Kajian Jangka Pendek tentang Peningkatan Kompetensi SDM Unggul melalui Kolaborasi Multipihak di Era Digital yang diselenggarakan oleh Lemhannas RI.
Kegiatan berlangsung di Ruang Meranti Grand Syah Hotel Palu, Kamis (27/11/2025).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Plt. Deputi Pengkajian Strategi Lemhannas RI, Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi.
Dalam sambutan Mayjen Ipung Purwadi mengatakan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
SDM unggul dan adaptif dinilai menjadi kunci menghadapi kompetisi global yang semakin kompleks.
Arah tersebut sejalan dengan RPJMN 2025–2029 yang menempatkan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM sebagai prioritas nasional.
Namun, Lemhannas menyoroti bahwa Indonesia masih berhadapan dengan berbagai tantangan serius: kualitas pendidikan yang belum merata, kesenjangan antar wilayah, rendahnya literasi digital, hingga rendahnya daya saing SDM Indonesia di tingkat internasional.
Survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2023 mencatat skor nasional baru mencapai 3,65 dari skala 5, sementara World Talent Ranking 2025 menempatkan Indonesia di posisi 53 dari 69 negara.
“Tantangan ini menuntut pendekatan kolaboratif multipihak antara pemerintah, dunia pendidikan, industri, tenaga profesional, hingga masyarakat,” ucapnya.
Lemhannas RI menjelaskan bahwa Sulawesi Tengah dipilih sebagai lokus kajian karena memiliki kombinasi tantangan dan potensi strategis dalam pengembangan kompetensi SDM era digital.
Data BPS 2024 menunjukkan tingkat kemiskinan Sulteng sebesar 11,04%, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Akses internet juga masih rendah. Kondisi ini diperparah dampak bencana 2018 yang merusak banyak infrastruktur pendidikan dan layanan publik.
Baca juga: Polemik Bandara dan Para Elite-Pensiunan Jenderal Dibalik Berdirinya PT IMIP
Disisi lain, Sulteng memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil nikel terbesar dunia dan pusat pertumbuhan industri mineral serta energi nasional.
Berbagai program pendidikan alternatif seperti sekolah CSR perusahaan dan sekolah Garuda menjadi model inklusif yang sangat relevan dengan penguatan SDM berbasis teknologi.
Sebagai narasumber, Yusuf menegaskan bahwa DPRD Sulteng sangat mendukung upaya peningkatan kompetensi SDM melalui kolaborasi multipihak, terutama dalam menghadapi era digital dan persaingan global yang semakin ketat.
“Tidak ada pilihan lain selain berkolaborasi untuk mempersiapkan generasi kita agar mampu bersaing secara global. Kita tidak bisa terus mengandalkan cara-cara manual,” ujarnya.
Yusuf menilai langkah Lemhannas RI melakukan kajian di Sulteng sangat tepat sebagai bagian dari penguatan ketahanan nasional.
“Jika digitalisasi SDM di daerah kuat, otomatis ketahanan nasional juga semakin kuat,” tuturnya.
Dalam forum tersebut, Lemhannas RI mengusulkan kepada DPRD Sulteng agar dapat mendorong lahirnya Peraturan Daerah (Perda) yang mewajibkan setiap investasi besar, baik nasional maupun internasional, untuk berkolaborasi dalam peningkatan SDM melalui penyediaan sekolah atau pusat pendidikan berbasis kebutuhan industri.
Yusuf menyambut baik usulan tersebut. Menurutnya, regulasi semacam ini akan memastikan bahwa kebutuhan tenaga kerja industri dapat dipenuhi oleh putra-putri daerah, sehingga mengurangi ketergantungan tenaga kerja luar sekaligus memperkuat kearifan lokal.
“Dengan adanya regulasi itu, industri dapat melahirkan generasi profesional yang bekerja sesuai kebutuhan perusahaan tanpa harus mengambil tenaga kerja dari luar daerah,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam penyusunan rekomendasi strategis Lemhannas RI yang nantinya akan disampaikan kepada Presiden RI sebagai referensi penguatan SDM nasional yang siap menghadapi dinamika teknologi dan digitalisasi global.
Yusuf berharap hasil kajian ini menjadi momentum penting bagi Sulteng untuk memperkuat posisi sebagai daerah yang mampu mengembangkan SDM unggul dan berdaya saing tinggi.












