GLOBALSULTENG.COM, DONGGALA – Calon Gubernur Sulteng Ahmad Ali berkomitmen untuk membawa perubahan jika terpilih di Pilkada 2024.
Salah satu target Ahmad Ali yakni untuk menjaga serta mengembangkan budaya-budaya dengan keberagaman suku yang dimiliki Sulteng.
Ahmad Ali menyampaikan bahwa adat dan budaya harus dilestarikan karena merupakan kekayaan negeri.
Saat melaksanakan kampanye di Desa Labuan Panimba Donggala, Ahmad Ali memuji masyarakat karena terus merawat adat dan kebudayaan. Ia pun disambut secara adat dilikasi kampanye tersebut.
“Masyarakat yang ada di labuan ini kehidupannya masih sangat kuat dalam menjaga nilai adat di lembah palu, semoga nilai-nilai ini tetap dijaga terus, ini adalah warisan dan kekuatan sulteng,” ucapnya, Sabtu (2/11/2024).
Kekayaan di Sulteng tidak sekedar Sumber Daya Alam (SDA), tetapi kaya akan budaya. Potensi memajukan daerah dilakukan dari sektor wisata budaya.
“Kita sangat memungkinkan untuk membawa perubahan dengan mengembangkan wisata budaya, saya inginkan wisatawan mancanegara saat datang ke Indonesia wajib ke Sulteng supaya bisa melihat keberagaman di seluruh daerah,” ujarnya.
Nantinya, Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri juga akan menghadirkan sanggar seni budaya yang didalamnya terdapat berbagai Budaya Nusantara yang dikembangkan serta dilestarikan.
Selain itu, keberagaman beragama juga menjadi target Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri untuk merawat toleransi.
Ahmad Ali pun beberapa kali meluangkan waktu menemui kelompok-kelompok pemuka agama baik dari Islam, Kristen, Hindu dan sebagainya.
Bahkan, setiap bertemu tokoh-tokoh agama, Ahmad Ali selalu meminta masukan dan berbagi saran agar toleransi serta keberagaman beragama di daerah tetap terawat tanpa mendiskriminasi antar satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Baca juga: Pilkada Sulteng 2024: Rusdy Mastura Klaim Tak Percaya Hasil Survei LSI, Termasuk ARCHY?
“Selama kita bicara soal toleransi beragama dengan menggunakan topeng, maka kita tidak akan pernah bisa selesai dengan persoalan toleransi, kedepan pemerintah harus hadir memberikan ruang bagi semua pihak untuk berbicara secara terbuka, karena selama ini yang minoritas takut berbicara jujur soal toleransi,” tuturnya.
