Politik

Anwar Hafid Sebut Pengelolaan SDA Sulteng Tak Terkontrol: Harusnya PAD Lebih dari 2 Triliun

Global Sulteng
×

Anwar Hafid Sebut Pengelolaan SDA Sulteng Tak Terkontrol: Harusnya PAD Lebih dari 2 Triliun

Sebarkan artikel ini
Editor: Rian Afdhal
Anwar Sebut Pengelolaan SDA Sulteng Tak Terkontrol: Harusnya PAD Lebih dari 2 Triliun
Bakal Calon Gubernur Anwar Hafid menggambarkan Sulawesi Tengah sebagai 'gadis cantik' yang diperebutkan banyak pria," merujuk khususnya pada Morowali dan Morowali Utara yang menjadi incaran investor pertambangan. Foto: IST.

GLOBALSULTENG.COM, PALU – Bakal Calon Gubernur Anwar Hafid menggambarkan Sulawesi Tengah sebagai ‘gadis cantik’ yang diperebutkan banyak pria,” merujuk khususnya pada Morowali dan Morowali Utara yang menjadi incaran investor pertambangan.

Namun, ia menegaskan bahwa setelah kekayaan alam dieksploitasi, provinsi ini mengalami “pendarahan” akibat kurangnya perhatian, pengawasan, dan perlindungan lingkungan.

Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan
Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan

“Bayangkan, sumber daya alam kita diambil oleh investor, tapi pengelolaannya tidak terkontrol. Akibatnya, lingkungan kita tercemar. Seperti gadis cantik yang pendarahan, ini harus segera dihentikan,” ujar Anwar dalam acara dialog publik bersama kader HMI MPO di Hotel Paramasu Palu, Sabtu (21/9/2024).

Baca juga: Anwar Hafid Hadiri Diskusi 9 Program BERANI Bersama HMI MPO di Palu

Menurut Anwar, tambang dan industri sebenarnya dapat membawa manfaat selama dikelola dengan baik.

Namun, saat ini, hasil dari eksploitasi sumber daya alam belum optimal dirasakan oleh masyarakat.

Ia juga mengkritik kebijakan *tax holiday* yang diberikan kepada perusahaan tambang, sehingga bagi hasil pajak untuk daerah sangat kecil.

“Pendapatan asli daerah kita hanya Rp 2 triliun, padahal seharusnya bisa jauh lebih besar jika pajak dikenakan di mulut industri, bukan hanya di mulut tambang,” tegas Anwar.

Ia mengungkapkan bahwa pengelolaan sektor pertambangan yang lebih baik dan pemberdayaan masyarakat lokal adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anwar juga menyoroti ketimpangan dalam distribusi tenaga kerja dan kesempatan bisnis di kawasan industri Morowali dan Morut.

“Sebagian besar tenaga kerja di IMIP berasal dari luar daerah. Seharusnya, masyarakat lokal yang lebih diberdayakan, termasuk dalam pengadaan kebutuhan pokok dan jasa lainnya,” tambahnya.

Ia juga menyinggung tentang pencemaran lingkungan yang terjadi di kawasan pertambangan, membandingkan kondisi saat ia menjabat sebagai Camat di Sorowako, Luwu Timur.

“Waktu itu, meski ada tambang, air di Danau Sorowako tetap bersih. Tapi sekarang, di Morut dan Morowali, lingkungan sudah tercemar parah.”

Sudirman Suhdi, yang mewakili KAHMI, turut mendukung pandangan Anwar. Menurutnya, keterlibatan pemerintah daerah sangat penting dalam mengatur hubungan dengan industri tambang, agar masyarakat dapat merasakan manfaat yang maksimal.

“Kita butuh gubernur yang berani mengintervensi kebijakan perusahaan tambang demi kepentingan masyarakat lokal,” ujarnya.

Baca juga: Deklarasi di Banggai: Memilih Anwar-Reny Berarti Menyiapkan Sekolah dan Kesehatan Gratis

Sementara itu, Ketua HMI MPO Jabir M. Yamin menegaskan bahwa calon pemimpin Sulawesi Tengah ke depan harus memiliki kapabilitas dalam mengelola sumber daya alam secara bijak dan berkeadilan.

“Jangan hanya fokus pada tambang, tapi juga pertanian, perikanan, dan sektor lain yang juga kaya potensi,” tutup Jabir.