Seputar Sulteng

Gapensi Donggala Sebut Jalur Kebun Kopi Proyek Abadi: Setiap Tahun Dikerja Tak Selesai

Global Sulteng
×

Gapensi Donggala Sebut Jalur Kebun Kopi Proyek Abadi: Setiap Tahun Dikerja Tak Selesai

Sebarkan artikel ini
Editor: Rian Afdhal
Gapensi Donggala Sebut Jalur Kebun Kopi Proyek Abadi: Setiap Tahun Dikerja Tak Selesai
Proyek perbaikan jalan kebun kopi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus memunculkan stigma baru sebagai proyek abadi. Foto: IST.

GLOBALSULTENG.COM – Proyek perbaikan jalan kebun kopi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus memunculkan stigma baru sebagai proyek abadi.

Penanganan jalan yang menghubungkan Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong selalu dikerjakan setiap tahun namun tak kunjung selesai.

Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan
Iklan - Geser ke bawah untuk melanjutkan

Setiap tahun, puluhan hingga ratusan miliar rupiah dari APBN dialokasikan untuk perbaikan jalan tersebut.

Sekretaris BPC Gapensi Kabupaten Donggala Erwin Bulukumba menyampaikan keprihatiannya soal penangana jalan kebun kopi.

Baca juga: Pandangan Politisi PKB soal Gaya Safari Politik Ahmad Ali, Sempat Singgung Gubernur Sulteng

“Saya juga prihatin dengan penanganan jalan kebun kopi, terkesan jadi proyek abadi, setiap tahun dikerja dan tak selesai-selesai,” ucapnya, Kamis (8/8/2024).

Erwin menekankan bahwa proyek perbaikan jalan kebun kopi memerlukan evaluasi serius.

“Setiap tahun dikerja, hanya titik-titiknya saja yang berpindah, masyarakat juga mempertanyakan model penanganan jalan kebun kopi yang terkesan masih konvensional,” ujarnya.

Menurutnya, jalan kebun kopi sering mengalami longsor dan genangan air setiap musim hujan, penanganan yang terkesan konvensional ini, tidak efektif serta hanya menguntungkan kontraktor.

“Selain jadi proyek abadi, kesan masyarakat terhadap jalan kebun kopi adalah proyek yang sengaja diciptakan, longsor tidak bisa dihindari, ada terus,” tuturnya.

Erwin yang juga merupakan TA Gubernur Sulteng menyarankan pendekatan lebih modern dan efisien dalam penanganan jalan tersebut.

“Tidak apa-apa keluarkan biaya besar, yang penting sekali dikerja, harus efektif dan efisien,” jelasnya.

Ia juga menyoroti bahwa banyak ruas jalan lain di Sulteng yang memerlukan pendanaan dari APBN.

“Masih banyak ruas jalan di Sulteng yang harus dibiayai APBN, dibandingkan jalan kebun kopi,” katanya.

Baca juga: KPU Sulteng Apresiasi Dukungan Media, Komitmen Wujudkan Pilkada Berkualitas di Tahun 2024

Diketahui, pada tahun 2023 terdapat 2 proyek di jalan kebun kopi. Pertama, pekerjaan preservasi senilai Rp 64 miliar lebih yang dikerjakan oleh PT Sinar Arengka Setia Maju.

Kedua, penanganan longsoran senilai Rp 60 miliar lebih dengan kontrak multi years yang dikerjakan oleh PT AKAS.