GLOBALSULTENG.COM, POSO – Sebanyak 2 ton biji kakao fermentasi kualitas premium asal Kabupaten Poso resmi diekspor ke Perusahaan Valrhona Chocolate, Perancis pada, Kamis 16 Oktober 2025.
Hal ini menandai tonggak baru bagi komoditas unggulan sulteng di pasar global.
Ekspor perdana ini merupakan hasil kolaborasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Poso, Koperasi Karya Bersama dan Rainforest Alliance, yang berlokasi di Desa Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso.
Kegiatan tersebut tidak sekadar seremoni perdagangan, tetapi menjadi wujud nyata keberhasilan Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) dan komitmen OJK dalam mendorong inklusi serta literasi keuangan bagi petani kakao di daerah.
Acara pelepasan ekspor dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Poso, Soeharto Kandar, bersama Kepala OJK Provinsi Sulteng, Bonny Hardi Putra.
Baca juga: Seorang Pria di Kota Palu Ditemukan Tewas, Polisi Menduga Korban Kekerasan
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Koperasi Karya Bersama dan Bank BRI Cabang Poso, sebagai langkah awal memperluas akses pembiayaan produktif bagi petani kakao.
Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok dan menjaga mutu hasil panen secara berkelanjutan.
Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra mengatakan bahwa capaian ini menjadi bukti konkret dari sinergi multipihak yang berhasil menggerakkan ekonomi lokal menuju level global.
“Hari ini kita membuktikan bahwa biji kakao Poso memiliki kualitas global. Lebih dari itu, momentum ini menjadi katalis bagi kemandirian finansial petani. Kolaborasi antara regulator, pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan koperasi adalah model yang harus direplikasi,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Poso Soeharto Kandar menyebut bahwa keberhasilan ekspor ini merupakan hasil kerja keras para petani dengan dukungan penuh dari OJK dan mitra global.
“Poso siap menjadi sentra kakao unggulan yang tidak hanya produktif, tapi juga maju dalam literasi keuangan,” ujarnya.
Ketua Koperasi Karya Bersama, Bernard Ranonto, menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan petani lokal menembus pasar dunia.
“Kami bangga karena biji kakao hasil fermentasi petani Poso kini dikenal dunia. Ini bukti bahwa kualitas lokal mampu bersaing secara global,” tuturnya.
Sebagai bagian dari kegiatan, OJK Sulteng juga menggelar Edukasi Keuangan bagi 300 petani kakao.
Materi pelatihan mencakup manajemen keuangan usaha, pentingnya akses terhadap layanan perbankan formal, serta literasi keuangan digital.
Program ini bertujuan memastikan hasil ekspor benar-benar meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.
Acara juga diisi dengan kunjungan ke rumah fermentasi dan kebun kakao milik anggota koperasi, guna memastikan standar produksi sesuai kebutuhan pasar global dan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Keberhasilan ekspor perdana ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan pengembangan kakao berkelanjutan di Sulawesi Tengah, sekaligus implementasi nyata dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Melalui sinergi antara OJK, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan koperasi, Sulawesi Tengah terus memperkuat langkah menuju visi “Sulteng Nambaso” — Sulawesi Tengah yang besar, berdaya saing dan sejahtera.












