“Masyarakat jadi terbatas dalam mengakses layanan penting seperti telepon, internet, dan pesan, saya harap juga Kominfo Morut segera memberikan data-data yang dibutuhkan agar masalah ini cepat teratasi,” tuturnya.
Senada dengan itu, Kadiskominfo Morut Ivan Mareoli menyatakan, daerah blankspot di Morowali sudah tercover dengan adanya program bakti dari Kemenkominfo.
“Meskipun telah tercover program bakti, tapi sinyal yang diterima masih mengalami kelemahan, menghambat akses masyarakat untuk melakukan komunikasi dan mengakses informasi dengan lancar,” jelasnya.
Saat ini, masih terdapat beberapa desa Morut yang terkendala dengan sinyal meskipun bukan termasuk dalam kategori blankspot seperti Desa Uemasi dan Ueruru, Kecamatan Bungku Utara.
Kemudian, Desa Togo, Kecamatan Petasia Barat. Meskipun beberapa Desa ini telah mendapatkan sinyal, tetapi kualitasnya masih jauh dari optimal.
Baca juga: Hadiri Peresmian New Gym Milenium, Ketua FKUB Sulteng Harap Masyarakat Bisa Hidup Rukun
Saat Rakornas di Makassar September 2023, para pemangku kepentingan di berbagai daerah yang telah mendapatkan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dari program Bakti sudah mengusulkan agar kuota bandwidth tiap BTS ditingkatkan demi peningkatan kualitas sinyal.
“Kuota bandwidth yang tersedia hanya sebesar 2 Mbps, sementara menurut para ahli BTS, idealnya setiap BTS membutuhkan minimal 100 Mbps untuk dapat memberikan sinyal yang optimal,” katanya.












